Sabtu, 10 Desember 2011

Islamisasi Sains dan Makna Strategis Da’wah di Kampus



Oleh: Tatang Muttaqin*)

Dalam artikelnya yang berjudul A Struktural Theory of Imperialism, Johan Galtung yang terkenal dengan teori dependensi medianya. Teori dependensi media menjelaskan bahwa dunia terdiri dari negara maju yang disebut pusat, dan negara terbelakang yang disebut pinggiran (periferal). Hubungan keduanya menciptakan struktur dominasi dan melalui hubungan terjadi alih teknologi sekaligus transfer kultural.

Dalam dunia media massa, baik cetak maupun elektronik, hubungan semacam itu tampak kasat mata, misalnya ketika Barat memberikan cap “fundamentalis” kepada Kaum Muslim Afghanistan yang meruntuhkan rezim boneka komunis di negerinya, dan dengan serta-merta pers di negara berkembang yang umumnya negeri muslim melansir serta mengikuti pula klaim Barat tersebut. Maka istilah yang semula sehat dan netral itu menjadi kotor disebabkan proses pencitraan yang tidak obyektif dari Barat, yang akhirnya fundamentalis berkonotasi “sejumlah orang Islam yang berjenggot, berkaffiyeh (berjilbab bagi wanitanya) dan sering menteror masyarakat Non-Muslim”.

Senin, 05 Desember 2011

Pentingnya Kesadaran Politik Umat

Salah satu perkara penting yang harus ditumbuhkan dan diperkuat di tengah-tengah umat adalah kesadaran politik (al wa’yu as siyasi). Muhammad Muhammad Ismail dalam kitabnya Al-Fikr al-Islami mendefinisikan kesadaran politik sebagai upaya manusia untuk memahami bagaimana memelihara urusannya. Kesadaran politik juga berarti an-nadzrah ila ‘alam min zawiyat[in] khashshah (pandangan yang universal dengan sudut pandang yang khas) .

Karena itu kesadaran politik tidak akan sempurna kecuali dipenuhinya dua unsur diatas. Pertama, pandangan universal (an nadzratu ‘ila al ‘alam) . Dalam hal ini seseorang melihat sebuah masalah bukan secara regional, yang dibatasi pada negeri-negeri tertentu saja, namun melihatnya secara menyeluruh (global). Sebagai contoh, ketika kita melihat apa yang dilakukan oleh Obama tidak dilihat sebagai tindak yang personal. Yang datang dengan wajah yang penuh senyum, mengumbar nostalgia masa lalu yang menyukai bakso atau nasi goreng. Namun wajib melihat bahwa Obama adalah kepala negara Amerika, sebagai sebuah negara Kapitalisme yang menggunakan penjajahan sebagai metode untuk menyebarluaskan dan mempertahankan ideologinya.