Senin, 30 Agustus 2010

Masjid Kampus sebagai Miniatur Masyarakat Islam


Wednesday, 03/03/2010 08:57 WIB

Dalam sejarah Islam, masjid memiliki posisi sangat vital. Masjid tidak hanya diposisikan sebagai tempat ibadah semata. Masjid bukan hanya sebuah bangunan tempat dimana umat Islam melakukan shalat, zikir, membaca al Qur’an, i’tikaf. Masjid ternyata lebih difungsikan untuk membangun sebuah peradaban besar dunia.

Di dalam masjid lah umat dibina, strategi dakwah disusun,dan permasalahan umat dipecahkan. Tak ayal, dalam sejarah, Rasul SAW melakukan dua hal besar sesampainya di Madinah dalam hijrahnya: mempersaudarakan Muhajirin dengan Anshar dan mendirikan Masjid yang kemudian dikenal sebagai Masjid Nabawi.

Masa Depan Ikhwanul Muslimin

Oleh: Fathuddin Ja’far
Kamis, 07/01/2010



Panasnya suhu politik di kalangan Ikhwanul Muslimin di Mesir sekarang ini banyak mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Paling tidak ada dua kategori kelompok yang concern terhadap perkembangan terakhir Ikhwanul Muslimin, khususnya terkait pemilihan Mursyid Am (pimpinan tertinggi Ikhwan) yang akan menggantikan Dr. Mahdi Akif yang akan berakhir Januari 2010 ini.

Kelompok pertama, yang mengharapkan Ikhwan sebagai Kubrol Harokah Al-Islamiyah (Gerakan Islam Terbesar) masa kini tetap memiliki program mengembalikan eksistensi umat sampai berdirinya kembali Khilafah Islamiyah.

Kelompok kedua, yang menginginkan Ikhwan tunduk kepada situasi dan kondisi yang berkembang, baik di tingkat lokal, yakni Mesir maupun di tingkat global, sehingga misi pengembalian eksistensi umat yang dirancang pendirinya, As-Syahid Hasan Al-Banna kandas di tengah jalan.

Al-Qardawi Menjelaskan Manhaj Pemikiran Salafi


Oleh: Dr. Yusuf al-Qaradhawi

Sumber: Media Isnet


Yang dimaksud dengan “Pemikiran Salafi” di sini ialah kerangka berpikir (manhaj fikri) yang tercermin dalam pemahaman generasi terbaik dari ummat ini. Yakni para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan setia, dengan mempedomani hidayah Al-Qur’an dan tuntunan Nabi SAW.

“Mari kita saling bekerja sama dalam hal-hal yang kita sepakati. Dan mari kita saling memaafkan dalam masalah-masalah yang kita berbeda pendapat.”

Betapa indahnya kaidah ini jika dipahami dan diterapkan oleh mereka yang meng-klaim dirinya sebagai “pengikut Salaf”.

Senin, 23 Agustus 2010

Topeng

Seorang penjual topeng tampak berdiri di tepian jalan. Ia cermati kendaraan dan orang yang berlalu lalang. Setiap kali ada tanda-tanda calon pembeli yang menghampiri, tukang topeng pun memperlihatkan aneka topeng yang dijajakan. Tak sungkan, beberapa topeng ia kenakan secara bergantian.

“Silakan, Pak, Bu. Topeng hebat. Nyaman di muka. Nggak bikin gerah! Ayo siapa mau beli?” teriaknya sambil memperlihatkan aneka topeng di kedua tangannya.

Cinta

Seorang anak laki enam tahunan tampak berlari menjauh dari rumahnya. Beberapa saat sebelumnya, suara kaca pecah sempat menghentikan kesibukan orang-orang di sekitar rumah. Ada penjual jamu, tukang sayur yang lewat, beberapa orang yang berlalu lalang. Mereka menoleh sebentar, dan berujar pelan, "Ah, anak itu lagi!"

Gembala

Seorang anak penggembala begitu asyik menikmati hijaunya padang rumput dari atas punggung seekor kerbau. Sesekali, ia menepuk punggung sang kerbau yang berjalan lambat mengikuti kendalinya. Kemana pun arah yang dituju si anak gembala, kerbau mengikuti dengan berjalan lambat, berhenti sebentar, dan berjalan lagi.

Suatu hari, ayah si anak gembala kerbau membawakannya seekor kuda. Postur sang kuda lumayan bagus: tinggi tegap, sehat, dengan bulu berwarna coklat kemilau.

Monyet

Seorang pemburu junior tampak kesulitan ingin menangkap monyet berekor panjang dalam keadaan hidup. Walau di hutan yang begitu banyak kelompok monyet berekor panjang, tetap saja si junior kehabisan akal. Pasalnya, monyet-monyet itu begitu gesit dan cekatan.


Seorang pemburu senior pun akhirnya menghampiri pemburu junior untuk memberikan trik khusus. “Sebenarnya, menangkap monyet jenis itu dalam keadaan hidup sangat mudah,” ucapnya memecah kebingungan sang junior.

Minggu, 22 Agustus 2010

Lubang

Dua anak kecil, kakak adik, tampak sibuk di sebuah pojok pekarangan rumah. Salah satu dari mereka terlihat menelungkup seperti mengambil sesuatu dari balik lubang kecil. Sementara yang satunya lagi begitu serius memperhatikan sang kakak. Sambil sesekali ikut melongok ke arah lubang, tangan kanannya tetap erat mencekal ranting kecil.

“Dapat, Kak?” ujar sang adik menampakkan wajah penasaran.

Pohon

Dalam sebuah perjalanan seorang ayah dengan puteranya, sebatang pohon kayu nan tinggi ternyata menjadi hal yang menarik untuk mereka simak. Keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut.

“Anakku,” ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius.

Layang-Layang

Seorang anak sembilan tahun menatapi keelokan layang-layang yang baru saja dibawa sang ayah dari kota. Ukurannya begitu besar, tidak seperti layang-layang temannya. Ada kunciran di sisi kanan dan kiri, dan terdapat ekor yang begitu panjang. Warna-warni kunciran dan ekor layang-layang mengundang keceriaan sang anak.

Dr. Ir. Imaduddin Abdulrahim

Bang Imad, begitu dia biasa disapa. Namanya sangat tidak asing lagi bagi para intelektual Muslim di Indonesia. Kiprahnya dalam dunia dakwah di kampus sangat fenomenal. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Malaysia. Banyak mahasiswa dan sarjana berubah pikiran setelah mendengar ceramah Bang Imad atau membaca tulisannya.

Pemimpin


Tiga anak remaja tampak bersemangat berjalan beriringan dengan ayah mereka di sebuah jalan desa yang dikelilingi tumbuhan nan hijau. Sesekali, mereka tampak berhenti sebentar untuk istirahat, kemudian berjalan lagi.

Sekedar Curahan Pemikiran Sederhana untuk Persis

Oleh: M. Hasan Darojat

Pendahuluan
Dari beberapa diskusi yang telah saya lakukan tentang Persis dan beberapa penelaahan secara pribadi, ketika saya mencoba mempertanyakan apa jati diri dan bagaimana fikrah Persis sebenarnya, maka saya mendapati bahwa memang beginilah keadaan Persis, heterogen. Saya mempertanyakan kembali, apakah hal ini memang suatu hal yang baik dalam konteks pergerakan Islam? Ataukah harus kejelasan batasan yang tegas mengenai apa yang harus homogen dan apa boleh heterogen dalam sebuah organisasi pergerakan Islam?

Islam

Oleh: M. Hasan Darojat

Pendahuluan

Di keseharian banyak orang menyebut kata "Islam", misalnya Indonesia adalah negara berpenduduk penganut "Islam" terbanyak di dunia. Lalu, apa sebenarnya dari sesuatu yang bernama "Islam" itu? Seperti apakah dia? Bagaimana karakteristiknya? Dari mana dia asalnya? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya memang harus dicari jawabannya.

Misi Hidup untuk Manusia Seutuhnya

Oleh: M. Hasan Darojat

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin mengesalkan juga ketika kita menghadapi suatu konflik dengan keluarga atau kerabat untuk berharap banyak diri kita dipahami. Faktanya, kita hanya akan terus merasa tidak bahagia & selalu marah. Emosi menjadi tidak tertahankan dan meletup-letup bagai aktivitas gunung berapi yang sedang kritis.

Serangkai Kata Sederhana

Secercah usaha tercurah
Setetes keringat terjatuh

Awal yang cukup baik
Untuk cita-cita yang terpatri

Tak ada keistimewaan dalam hidup
Melainkan mengenal nikmat Iman dan Islam

Tak ada keangkuhan diri
Semuanya atas kehendak-Nya


00.02
Jatinangor, 23 Agustus 2010