Senin, 10 Oktober 2011

Embun


Oleh: Muhamad Hasan


Satu butir embun yang jernih

Bertengger anggun di ujung lidah rerumputan

Ketika kejernihannya terpotret dengan keelokannya

Berada di hamparan padang rumput yang hijau

Mentari pun kemudian mengintip di ujung Timur

Merangkak ke atas dan membawa senjata sinarnya

Seakan menodongkan senapan berniat menghancurkan

Sang Embun pun hanya dapat terdiam dalam kesendiriannya

Dia tak mampu bergerak

Hanya dapat menunggu

Menunggu hancur bercerai-berai diuraikan panas

Menuju ketiadaan dan ketak-bermaknaan

Hilang

Tapi dia masih menyimpan harapan

Untuk dapat bersatu dan melebur bersama yang diharapkannya

Sebelum akhirnya mentari yang perkasa menemaninya kembali

Saat menengadah ke atas dengan penuh pengharapan

Berharap pada gumpalan awan yang tak dapat ia raih

Untuk dapat melepaskan butir-butir kekasih yang disandranya

Lalu menurunkannya ke bumi sehingga keduanya bisa bersatu


Pagi sekitar jam 8-an 9 April 2011, kost Ar-Rahman Ciseke Jatinangor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar