Senin, 10 Oktober 2011

Memahami Waktu


Oleh: Muhamad Hasan

Pendahuluan
Makhluk-makhluk di alam semseta ini terikat oleh waktu. Waktu di sini pengertiannya adalah durasi eksistensi makhluk-makhluk tersebut di alam nyata. Ia akan mengalami pengakhiran durasi pada Hari Kiamat nanti.
Sebagaimana makhluk-makhluk lainnya, manusia pun terikat dengan waktu. Manusia memiliki durasi eksistensi mereka di alam dunia. Namun, manusia pun memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dengan makhluk lainnya, yaitu bahwa manusia memiliki akal. Dengan akal ini manusia diberi kemampuan berfikir, yakni kemampuan untuk memilah mana yang benar dan yang salah. Orang yang tidak menggunakan diberi kemampuan berfikir tapi tidak dioptimalkan dengan maksimal, maka dapat lebih sesat daripada binatang.

Eksistensi akal tersebut meniscayakan manusia layak menjadi khalifah di bumi. Dengan diembannya jabatan tersebut, maka lahirlah tanggungjawab. Pada hakikatnya, setiap pemilikan atas sesuatu, baik besar maupun kecil, memang melahirkan konsekwensi amanah. Itu karena pada hakikatnya apa yang dimiliki itu semuanya adalah sesuatu yang diberi. Semuanya adalah pemberian dari Sang Khalik dan akan dipertanggunjawabkan. Akal ini pula yang akan menjadi penyelamat manusia dari jurang kehinaan dan kecelakaan. Memilih agama dan kepercayaan hidup yang benar pun dapat diketahui jawabannya dengan akal yang sehat.
Bagaimana Memahami Waktu
Manusia sebagai makhluk yang dapat berfikir, sudah selayaknya menggunakan pikirannya untuk memahami waktu yang merupakan dimensi yang menandai eksistensi dirinya sekaligus keterbatasannya itu. Waktu itu ada tiga, yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Bagaimana pemahaman manusia terhadap ketiga jenis waktu tersebut akan memberikan implikasi tertentu pula. Ini berhubungan erat dengan pemahaman dan penyikapan manusia terhadap waktu itu sendiri. Sekali lagi, ini tergantung dari apakah manusia menggunakan akalnya ataukah tidak. Jika akalnya digunakan, maka ia akan memahami waktu dengan baik dan menjadikannya media keselamatan yang bermakna.
Pertanyaannya, bagaimana memahami ketiga komponen waktu dengan baik itu? Pertama, kita terlebih dahulu mencoba memahami bagaimana pemaknaan yang salah terhadap waktu itu.
Dalam hidup ini, manusia tidak hanya berada dalam satu kondisi. Ia akan mengalami penderitaan dan kesenangan yang dipergilirkan secara bergantian, walaupun tiap orang berbeda intensitasnya. Ketika seseorang melihat masa-lalunya yang penuh penderitaan misalnya, ia akan rugi apabila ia selalu meratapi yang sudah terjadi itu. Waktu masa-sekarangnya terkuras karena dihabiskan untuk meratapi dan menyesali yang sudah lalu. Kesedihan dan ratapannya itu tidak akan membuatnya lebih baik. Atau misalnya ketika seseorang melihat masa depannya dan kemudian mengkhawatirkannya. Dia terus khawatir untuk melangkah menuju masa depan. Akhirnya, dia tidak melakukan hal-hal besar, bahkan mungkin ia tidak melakukan apapun karena waktu ‘masa-sekarang’nya terkuras habis oleh perasaannya. Masa depannya pun semakin memperjelas keburukan yang akan menimpa dirinya.
Singkatnya, masa lalu yang terus diratapi dan masa depan yang selalu dikhawatirkan adalah dua penyikapan yang muncul dari pemahaman yang keliru terhadap waktu yang membuat hidup manusia semakin tidak berkualitas dan tidak bermakna. Kondisi seperti inilah yang membuat manusia merugi. Merugi karena durasi yang dimilikinya tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermakna. Bagaimana kalau pemahaman keliru ini menghegemoni satu bangsa secara kolektif? Kehancuran kolektif pun dapat terjadi.
Setelah memahami pemaknaan waktu yang keliru, maka seperti apa pemaknaan yang benar terhadapnya? Kita hidup di masa sekarang, maka kita harus tahu apa yang seharusnya kita lakukan di masa sekarang. Kita dapat terbantu untuk mengetahuinya dengan menyikapi masa lalu dan masa depan dengan benar. Itulah jawabannya.
Masa lalu adalah sesuatu yang dapat memberikan kita manfaat yang banyak karena di dalamnya terdapat pelajaran-pelajaran yang bisa diambil untuk kebaikan masa sekarang. Dalam hal ini, masa lalu disikapi sebagai sebuah buku pelajaran yang dibaca dan ditelaah. Kebaikan dan keburukan di masa lalu membuat buku tersebut semakin memberikan ilmu-ilmu yang banyak.
Masa depan adalah realisasi rencana. Rencana selalu memiliki dimesi harapan di dalamnya yang merupakan sumbernya.  Kepercayaan atas jalan hidup yang dimiliki akan meniscayakan tergambarnya harapan-harapan yang hakiki. Dari harapan ini kemudian melahirkan rencana-rencana yang kita usahakan, dari mulai rencana capaian yang paling ujung hingga rencana-rencana jangka pendek. Rencana paling ujung adalah rencana yang hakiki, yaitu bagaimana supaya kita memperoleh keridhoan Allah dan menempati kedudukan yang mulia di surga-Nya. Dari harapan dan rencana yang besar itu kemudian muncul harapan-harapan yang melahirkan rencana-rencana perantara yang dapat mengantarkan kita pada rencana besar itu. Menuju pada satu tujuan tertentu tentu saja harus mengetahui jalannya.
Singkatnya, masa depan harus dimaknai sebagai tempat tujuan hidup yang kita yakini benar dan tempat sesuatu yang kita harapkan, tentu dengan disertai peta yang dengannya kita dapat menempuh jalan yang terarah dan benar menuju tujuan tersebut. Dengan demikian, pada masa sekarang, kita mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. Jadi, masa depan bukan untuk dikhawatirkan dan bukan pula dijadikan tempat untuk pengharapan-pengharapan melangit tanpa ada usaha konkrit untuk mencapainya dan mengetahui bagaimana cara yang benar untuk mencapainya.
Kesimpulan
Waktu akan terus ada bersamaan dengan kehidupan ini ada. Keberadaannya senantiasa memperlihatkan keterbatasan makhluk. Sudah seharusnya kita sebagai makhluk yang berakal memaksimalkan potensi yang kita punya serta menjalankan tugas hakiki kita sebagai khalifah  fil ardl. Salah satu kuncinya adalah dengan memahami waktu dengan sebaik-baiknya.
Masa lalu dapat menjadi citra yang menampakkan realitas, sedangkan masa depan membuahkan cita yang menggerakkan dan mengarahkan kita. Dengan dibubuhi rasa cinta yang dipahami dengan benar, cinta yang agung dan hakiki, maka masa lalu dapat memberikan gambaran citra yang bisa memberikan manfaat yang besar dalam bentuk ibrah yang berharga. Masa depan pun dapat membuahkan cita sehingga ia bisa menjadi peta yang sangat lengkap agar kita mengetahui dan menyadari apa yang kita lakukan untuk saat sekarang. Ketika kita memahaminya dengan benar, saat itulah waktu kita terisi dengan bermakna.
Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar